Message From Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti

Sebagai daerah otonom baru, Pemkab Kepulauan Meranti sangat menyadari pentingnya peran kalangan Investor dalam memacu peningkatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Investor ibarat sebagai AYAM BERTELUR EMAS, "Kami berkomitmen siapa yang berinvestasi di Kepuluan Meranti mereka wajib UNTUNG". Pemkab Kepulauan Meranti menggaransi kemudahan pelayanan perizinan, iklim yang kondusif untuk berinvestasi, bebas pajak dalam waktu tertentu (tax holiday) dan kemudahan fasilitas investasi lainnya. Kami menawarkan peluang Investasi andalan di berbagai bidang; Pertambangan (Migas), Pertambangan Timah, Pasir laut dan pasir kuarsa, Perkebunan (Industri Sagu), Perikanan, Perdagangan, Industri Pengolahan Garam, Budi daya Sarang Burung Walet, Kawasan Pelabuhan Internasional, dan sumber daya alam lainnya yang belum tergarap. #WELLCOME TO INVESTOR#

Wednesday, July 31, 2013

Meranti Jadi Cluster Sagu Nasional





Kunjungan Ditjen Perkebunan dan Rombongan

SELATPANJANG (HK)- Sebanyak 29 orang perwakilan Ditjen Perkebunan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dinas Perkebunan Provinsi Papua dan Papua Barat, sejak Minggu (3/3) bertandang ke Selatpanjang untuk belajar pengolahan dan pengembangan varietas unggul persaguan di Kepulauan Meranti. Usai melakukan ramah tamah dengan Pemmkab Meranti dan meninjau lokasi pembibitan sagu di Lalang Tanjung, rombongan Dinas Perkebunan Provinsi Papua Barat dan Papua itu langsung turun meninjau industri pengolahan sagu PT National Sago Prima di Kepau Baru Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
"Kami ingin melihat langsung industri pengolahan sagu Meranti, baik yang dikelola masyarakat maupun PT NSP. Meskipun Papua memilik potensi perkebunan sagu terluas di Indonesia, dari sisi pengolahan Meranti jauh lebih maju. Dan tak salah kalau pemerintah menjadikan Meranti sebagai cluster sagu Nasional," puji Ditjen Perkebunan Propinsi Papua, Murti Hastuti menyimpulkan hasil kunjungannya ke PT NSP sebelum berangkat ke Jakarta menuju Propinsi Papua, Selasa (5/3).
Menurut Murti, Meranti memang merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia. Namun dari sisi pengalaman pengembangan perkebunan sagu, maupun tekhnologi pengolahan industri sagu, Meranti merupakan pioner. "Industri pengolahan sagu di Meranti sudah berkembang lama dan sudah mampu mengekspornya ke luar negeri. Apalagi dengan hadirnya PT NSP, potensi industri pengolahan sagu semakin maju," ujar Murti.
Dari apa yang dilihat di PT NSP, kata Murti, industri pengolahan sagu di Meranti memang sudah sangat maju. Dan ia sangat tertarik dengan proses pengembangan industri pengolahan sagu yang dilakukan PT NSP di Kepau Baru tersebut. "Kami ingin suatu saat Propinsi Paua mau pun Papu Barat akan tumbuh industri pengolahan sagu seperti Meranti, dan ada investor yang mau menanamkan modalnya di persaguan seperti PT NSP," ujar Murti.
 

Perlu Belajar dari Meranti 
Ketua Tim Peniliti Persaguan IPB Prof Bintoro, menambahkan, pemerintah pusat berencana akan mengembangkan produksi sagu di wilayah Papua. Dengan potensi perkebunan sagu yang luas di Papua, pemerintah menilai pengembangan industri sagu di kawasan Timur Indonesia ini bisa bekembang pesat. Namun sayang, industri pengolahan sagu di Papua belum berkembang. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah mengimbau Pemda Propinsi Papua dan Propinsi Papu Barat untuk memulainya  dengan belajar di Kepulauan Meranti.
"Meranti telah memiliki teknologi maju dalam pengolahan sagu, ditambah dengan kahadiran perusahaan PT National Sagu Prima (PT NSP). Sehingga industri pengolahan sagu di Meranti semakin berkembang pesat. Kita akui, sagu Meranti atau Selatpanjang telah mendunia dan mampu menembus ekspor ke luar negeri," kata Bintoro.
Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan Nasir MSi, saat acara ramah tamah dengan para tamu dari Ditjen Perkebunan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dinas Perkebunan Provinsi Papua dan Papua Barat, menyatakan rasa bangga dan keterbukaan Pemkab Meranti terhadap pihak luar yang ingin datang ke daerah ini. Menurutnya, masyarakat Meranti juga telah mengenal dan menjadikan sagu sebagai makanan pokok sejak turun temurun.
"Kami menerima tamu dari mana pun juga untuk belajar tentang ilmu persaguan di sini," tutur Irwan. Kata Irwan, dengan potensi sagu yang cukup besar di Papua dan Papua Barat, tentunya hal ini bisa menjadi kekuatan bagi daerah paling timur Indonesia itu untuk bangkit membangun daerah. 
"Kami melihat Papua sebagai 'raksasa' yang sedang tidur. Tinggal perlu usaha untuk membangunkan 'raksasa' ini. Dan Papua juga bisa mengembangkan sagu tersebut," tandas Irwan.(rus)






Tuesday, July 30, 2013

Kemajuan Empat Tahun Kabupaten Kepulauan Meranti Mulai Terlihat



SELAT PANJANG, Rakyat Media-Kemajuan pembangunan Kabupaten Kemupalauan Meranti saat ini mulai terlihat. Khususnya pembangunan fisik infrastruktur seperti jalan dan jembatan sudah tertata dengan baik. Dimana sebelumnya jalan jalan yang menghubungkan dari desa ke desa lain masih merupakan jalan tanah saat ini jalan dan jembatan di kota Selat Panjang sudah terbangun.
Dengan giatnya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, terus meningkatkan pembangunan infrastruktur baik jalan maupun jembatan otomatis tingkat perekonomian masyarakat Kepulauan Meranti kedepannya semakin meningkat.
Sebagaimana disampaikan Bupati Kepulauan Meranti Drs.Irwan Nasir MSi menjelaskan bahwa perkembangan Kabupaten Kepulauan Meranti terus mengalami kemajuan. Dimana tingkat kemiskinan yang sebelumnya 42 persen, saat ini menjadi 34 persen. Pertumbuhan ekonomi empat tahun lalu 5,6 persen, pada tahun 2012 ini mencapai 8,45 persen.
Oleh karena itu, Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan Nasir MSi mengajak para pejuang pembentukan Kabupaten Kepulauan Meranti untuk tetap konsekwensi membangun daerahnya setelah pemekaran. Para pejuang harus siap tidak dapat apa-apa, siap tidak menjadi siapa-siapa dan siap bila ditinggalkan.
"Saya teringat pertanyaan dan pesan Ketua Fraksi PDI-P DPR-RI, Sabam Sirat saat 9 orang perwakilan menyampaikan aspirasi pembentukan kabupaten pada tahun 2009 lalu. Kala itu dia bertanya, apakah para pejuang siap tidak dapat apa-apa?, siap tidak jadi siapa-siapa? dan siap bila ditinggalkan?. Kalau siap, berjuangkanlah terus, kami akan berada dibelakang anda. Tapi kalau tidak siap, tinggalkan rumah ini dan jangan pernah datang lagi," ungkap Irwan, menirukan pesan Sabam Sirait.
Irwan mengingatkan, para pejuang pemekaran untuk merenungkan kembali perjuangan pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti. Karena katanya, pejuang yang telah mengorbankan harta benda, dana dan waktu sangat banyak, baik itu yang diketahui masyarakat, maupun yang tidak diketahui masyarakat. "Jika dilihat, jumlah pejuang daerah ini seperti gunung es, yang terlihat saat ini hanya yang dipermukaan gunung itu saja.
Padahal pejuang Meranti jumlahnya ribuan, dan gaung pemekaran itu disuarakan secara nasional, bahkan sampai ke Kanada perjuangan daerah ini juga disuarakan," kata Irwan mengenang kembali masa-masa perjuangan pemekaran Kepulauan Meranti. Dikatakan Irwan, barang kali masih banyak harapan yang disandarkan kepada Pemerintah belum bisa terpenuhi, namun pemerintah daerah sudah berupaya meningkatkan stabilitas pendapatan daerah, disamping masih ada kendala bekas-bekas perjuangan yang tersangkut pada beberapa pihak.
"Meski APBD Kabupaten Kepulauan Meranti pada tahun 2012 meningkat mencapai Rp 1,2 Triliun. Namun APBD tersebut belum cukup membangun Meranti dalam waktu singkat, karena anggaran untuk pembangunan bisa tiga kali lipat dibanding daerah lainnya di Provinsi Riau," katanya.
Irwan menambahkan, pada penghujung 2012 ini, Pemerintah Daerah akan mulai membangun sebuah jembatan yang akan merangkai pulau, yakni di Selat Rengit yang menghubungkan Pulau Tebingtinggi dengan Pulau Merbau. Menurut Bupati, prioritas Pemerintah Daerah membangun jembatan Selat Rengit karena 40 persen kemiskinan ada di Pulau Merbau,"ujarnya.(rm/mwd/mt)



Monday, July 29, 2013

Bupati: Investor Asal China Jadikan Meranti Tujuan Investasi Baru



SELATPANJANG(riaueditor) – Setelah PT Sara Rasa Biomas, industry pengolahan limbah ruyong sagu menjadi bioenergi yang melibatkan investor asal Finlandia, kini sejumlah investor asal Cina juga tidak mau ketinggalan. Mereka datang ke Kabupaten Kepulauan Meranti untuk melakukan investasi di berbagai bidang industry pengolahan sumber daya alam, listrik, gas, air bersih dan infrastrutktur lainnya. Kedatangan Investor asal Republic of China itu mendapat sambutan baik dari dari pemerintah kabupaten Kepulauan Meranti.
Menyikap hal tersebut Bupati Kepulauan Meranti Drs Irwan, MSi, Kamis malam  (14/6) mengungkapkan hasil pertemuannya dengan sejumlah pengusaha asal Cina Kamis kemarin di Kantor Bupati Kepulauan Meranti. Selain melakukan pertemuan dengan pihak jajaran Pemda Kepulauan Meranti, sejumlah investor asal Cina ini juga mendapatkan paparan berbagai potensi sumber daya alam Meranti, program pembangunan infrastruktur yang bisa menjadi alternative pilihan investasi, kata Bupati.
Dikatakan Bupati, Sejumlah investor asal Cina ini menjadikan Meranti sebagai tujuan investasi baru di Riau dan Indonesia. Dan kita dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti  tetap berkomitmen memberikan jaminan kemudahan pelayanan perizinan, keamanan yang kondusipi, tax holiday dan jaminan keuntungan bagi investor. “Kalau tidak untung, untuk apa investasi di Meranti,” ujar Bupati.
Ditambahkan Bupati, Saat ini perkembangan Investasi di wilayah Kepulauan Meranti terus meningkat. Banyaknya potensi sumber daya alam yang belum tergali secara optimal menjadi daya tarik para investor Cina. Hanya saja, secara detail, para investor Cina ini belum mendapatkan gambaran Meranti itu dimana dan seperti apa. Soalnya, selama ini Meranti belum dikenal luas, hanya Selatpanjang yang mereka kenal. Untuk itu, dengan kedatangan rombongan pengusaha asal Cina ini ke Meranti menjadi peluang yang sangat bagus bagi daerah ini untuk berkembang lebih cepat lagi, tandas Bupati.
Siap Bangun Industri di Meranti
Yuan Wei, salah seorang investor asal Cina sebelum berlepas ke Singapura melalui Pelabuhan Tg Harapan Selatpanjang, Kamis  (14/6) mengatakan Meranti ibarat untaian mutiara  bagi dunia investasi. Meranti memiliki banyak potensi sumber daya alam. Letaknya yang tidak jauh dari kawasan niaga Selat Malaka, Singapura dan Malaysia menjadikan Meranti sangat strategis untuk pengembangan industry. Apalagi, kawasalan lahannya yang terbuka dengan perairan sangat mendukung untuk menunjang kelancaran dunia usaha.
Dikatakan Yuan Wei, terdapat beberapa potensi yang menarik untuk diinvestasikan di Meranti seperti listrik, air bersih, pertambangan gas, pengembangan energy alternative berbasis pengolahan limbah   dan pembangunan infrastruktur baik jembatan maupun pelabuhan. “Saat ini hanya persoalan waktu, ini merupakan tahap awal penjajakan dengan pemerintah Kabupaten (pemkab) Kepulauan Meranti. Kita sudah melihat komitmen Pemkab kepulauan Meranti untuk menciptakan kondisi keamanan yang kondusif, kemudahan dalam pelayanan pengurusan perizinan  dan sebagainya. Kita siap untuk datang kembali ke Meranti, membangun industry di sini. Soal industry apa yang mau dibangun, itu kita lihat kedepan. Yang jelas, kita memang sudah komitmen untuk investasi di Meranti ini,“ imbuhnya.
Sementara, Bupati Irwan MSi menyambut baik komitmen investor China membangun industry di Meranti, “Well Come, kita siap menerima kapan saja. Dan Meranti terbuka untuk semua investor, asalkan mereka siap bersinergi dengan Pemda dalam menggesa percepatan pembangunan guna mensejahterakan masyarakat, sebab kita optimis, Meranti kedepan akan tumbuh menjadi kawasan niaga dan industry baru di Riau,” ungkap Irwan.(sw)



Bupati Irwan akan Permudah Investasi REI






SELATPANJANG - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti sangat menyambut baik rencana investasi Real Estate Indonesia (REI) di daerah ini. Pasalnya, ketersediaan rumah yang benar-benar layak huni masih menjadi masalah tersendiri bagi masyarakat dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengabdi di daerah ini.
Demikian disampaikan Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi baru-baru ini di Selatpanjang. Dikatakannya, untuk mengantisipasi persoalan itu, pemkab menyatakan siap memfasilitasi izin rencana investasi Real Estate Indonesia (REI) untuk membangun perumahan di daerah ini.
"Mudah-mudahan ini menjadi solusi bagi masyarakat dan pegawai dalam mendapatkan rumah tempat tinggal yang benar-benar layak," kata bupati.
Kebijakan Pemkab Kepulauan Meranti untuk mengakomodasi investor di bidang properti itu bukan tanpa alasan, selama ini begitu banyak masyarakat di daerah ini yang dihadapkan dengan persoalan tempat tinggal, terutama bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Akibatnya, banyak di antara mereka harus 'menyekolahkan' SK 100 persen demi memenuhi kebutuhan tersebut.
"Selama ini kita melihat begitu banyak PNS yang terpaksa menyekolahkan SK 100 persen mereka. Ini bisa berimbas kepada merosotnya semangat kerja. Bila penghasilan yang diterima sudah terlalu sedikit akibat pemotongan di bank, maka semangat kerja pun pasti menurun. Kita tidak mau itu terjadi, makanya kita gandeng REI untuk membangun perumahan di Kepulauan Meranti agar masyarakat dan PNS bisa mendapatkan rumah yang benar-benar layak huni. Dan kepada PNS saya himbau agar jangan terburu-buru menyekolahkan SK-nya," kata Irwan.
Menggandeng investor yang bergerak di bidang properti kata Bupati Irwan, juga merupakan langkah strategis dalam menekan inflasi, karena sektor perumahan dan bangunan juga tercatat sebagai penyumbang inflasi besar di Kepulauan Meranti. Belum lagi sektor transportasi dan lainnya.
"Kita siap memberikan berbagai kemudahan lahan untuk areal pengembangan perumahan di Kepulauan Meranti. Welcome, kita siap memberikan jaminan keuntungan berinvestasi di daerah ini, termasuk bagi investor yang berniat membangun perumahan di daerah ini," ujarnya. Lebih jauh Irwan menjelaskan, iklim investasi yang kondusif dan dipicu dengan program percepatan pembangunan menjadikan Kepulauan Meranti sebagai daerah baru yang terus menggeliat. "Besarnya potensi sumber daya alam yang dimiliki, menarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah ini," kata Irwan.
Dalam kurun waktu empat tahun pasca pemekaran, nilai investasi di Meranti terus meningkat mendekati angka Rp1 triliun. Semuanya bergerak dalam bisnis pengelolaan potensi sumber daya alam, mulai dari pertambangan, air bersih, pertanian, perkebunan mau pun pengolahan industri perkebunan.
Selain itu, geliat usaha kecil dan menengah juga turut mengalami peningkatan dengan total investasi mencapai Rp 28 Miliar lebih. Potensi inilah yang menjadi variabel kuat bagi Pemkab Kepulauan Meranti dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah. (rep02/mtr)

Bupati: Meranti Butuh 28.000 Ton Beras Pertahun



RANGSANG BARAT – Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini membutuhkan sebanyak 28.000 Ton Beras pertahun, sementara produksi beras di daerah ini baru berkisar 7.000 Ton pertahun. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah sangat perlu mempertahankan lahan pertanian yang tersedia di Pulau Rangsang seluas 4.200 hektar.
Hal itu diungkapkan Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan Nasir MSi, dalam sambutannya pada Pencanangan Agropolitan dan Lumbung Pangan Kawasan Kabupaten Kepulauan Meranti di Desa Sendaur Kecamatan Rangsang Barat, Selasa (16/10).
Hadir pada acara pencanangan itu, Direktur Jenderal Sarana dan Prasarana Pertanian (SPP) Kementerian Pertanian, H Sumarjo Gatot Irianto, Anggota DPR RI, H Wan Abubakar MS, Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit, Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Hafizoh SAg, Wakil Bupati, H Masrul Kasmy, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Meranti, Yulian Norwis SE MM dan sejumlah Anggota DPRD dan Kepala SKPD dilingkungan Pemkab Kepulauan Meranti.
“Dari lahan pertanian padi seluas 4.200 hektar yang ada di Kecamatan Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir, saat ini yang sudah tergarap baru seluas 2.000 hektarnya. Dari garapan itu, Kepulauan Meranti baru bisa menghasilkan produksi beras sebanyak 7.000 Ton pertahun, sementara kebutuhan beras masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 28.000 Ton pertahun,” ungkap Bupati Irwan.
Atas kekurangan suplai beras tersebut, Bupati Irwan mengharapkan kepada para Camat dan Kepala Desa dapat mempertahankan luas lahan yang tersedia di dua Kecamatan itu, untuk tetap menjadi lahan pertanian padi atau persawahan. Karena bila lahan seluas 4.200 hektar itu mampu memproduksi beras dengan dua kali panen dalam setahun, maka kebutuhan 28.000 Ton beras setahun dapat terpenuhi bagi kebutuhan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Caranya, para Camat dan Kepala Desa tidak memberikan izin alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan, bahkan menjadi lahan permukiman. Ini merupakan kerja keras dan tanggungjawab kita semua. Jika jumlah lahan pertanian yang dibutuhkan untuk memproduksi kebutuhan pangan sudah sangat terbatas, maka kondisi tersebut dapat mengancam ketersediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri,” ujarnya.
Disamping itu, kata Bupati Irwan, Pemerintah Daerah juga akan memperhatikan keseimbangan kebutuhan masyarakat yang bergerak dibidang pertanian, khususnya di wilayah lumbung pangan yang ada di Kecamatan Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir ini. “Pemkab akan lebih memberikan perhatian kepada para petani dalam mendukung program menuju swasembada pangan di daerah ini,” kata Bupati.(HUMAS)


Industri Garam akan Segera Beroperasi di Pulau Rangsang




Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti Basiran, kemarin mengatakan dengan beroperasinya industri pengolahan garam di Pulau Rangsang pada tahun 2013 ini, diharapkan akan berdampak positif bagi percepatan pembangunan di Meranti. Untuk itu, apa yang harus dilakukan Pemkab Meranti sekarang ini adalah membangun iklim yang lebih kondusif agar investasi industri garam ini benar-benar tumbuh dan berkembang dengan cepat.
"Komisi II mendukung penuh beroperasinya industri pengolahan garam di Pulau Rangsang tersebut. Kita harpakan, dengan beroparasinya industri pengolahan garam ini akan mampu ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah. Untuk itu, sebagai konsekuensi investasi jangan panjangnya, masyarakat setempat harus turut dilibatkan secara lansung dalam pengoalhaan industri garam ini" ujarnya.
Komitmen investor Korea untuk segera mengoperasikan industri garam di Pulau Rangsang ini urai Basiran, akan membawa damak positif bagi Pemkab Meranti baik secara ekstrenal maupun internal. Secara eksternal,dengan beroperasinya industri yang melibatkan investor aasing ini jelas akan memberikan kepercayaan kepada publik diluar, bahwa Meranti benar-benar kondusif bagi iklim investasi.
Hal ini tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pemerintah pusat maupun propinsi untuk menjadikan Meranti sebagai salah satu tujuan investasi. Baik untuk investor nasional maupun asing yang sekarang ini memang tertarik untuk membangun usaha di Indonesia.
Sedangkan di sisi internalnya, dengan beroparasinya industri pengolahan garam ini jelas akan berdampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan PAD Meranti. Untuk itu, komitmen Pemkab Meranti untuk memberikan jaminan keamanan investasi, pelayanan yang prima bersih dari praktek pungli dan KKN, harus benar-benar diterapkan. Karena ini merupakan bagian terpenting dalam membangun kepercayaan investor.
"Kalau ini berjalan secara maksimal, tinggal bagaimana upaya Pemkab Meranti dalam membangun sinergi dengan pihak perusahaan. Baik yang menyangkut persoalan serapan tenaga kerja, penerpaan program CSR sebagai tanggung jawab moral perusahaan, maupun dalam persoalan dinamika pembangunan lainnya. Termasuk komitmen perusahaan dalam penanganan amdalnya" beber Basiran Sarjono lebih lanjut.(RUS/RAYAN)

5 Kepala Daerah Saksikan Pemancangan JSR (Jembatan Selat Rengit)




Kelima kepala daerah secara bersama-sama menekan sirine tanda dimulainya pembangunan megaproyek jembatan sepanjang 1,4 kilometer tersebut. Seremoni dimulainya pemancangan perdana itu dilakukan di lokasi pembangunan jembatan yang berada di Desa Mekong Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
Proyek yang menelan biaya sekitar Rp 460 milyar tersebut dikerjakan oleh konsorsium tiga perusahaan yakni PT Nindya Karya, PT Riles dan PT Mangkubuana. Rencananya, proyek multiyears tersebut akan dikerjakan dalam tiga tahun.
Bupati Irwan Nasir dalam sambutannya mengatakan, proyek tersebut sepenuhnya dibiayai APBD Kabupaten Kepulauan Meranti yang bersumber dari dana perimbangan pusat-daerah. Untuk itu dia mengharapkan Pemerintah Provinsi Riau ikut membantu pendanaan proyek tersebut.
“Jembatan ini menelan dana sekitar Rp 460 milyar. Meski sudah tercantum dalam APBD namun sesungguhnya dana tersebut belum ada. Untuk itu kita sangat membutuhkan bantuan dari pusat dan terutama Pemerintah Provinsi Riau agar ikut membiayai pembangunan jembatan ini,” pinta Irwan.
Menurutnya, jembatan Selat Rengit bagaikan mimpi jadi nyata bagi masyarakat Kepulauan Meranti. Jembatan tersebut akan membuka akses transportasi dan ekonomi dari Pulau Merbau yang merupakan daerah paling miskin di Kepulauan Meranti. Jembatan itu juga akan menjadi ikon daerah dan lokasi di sekitarnya akan disulap menjadi kawasan wisata mangrove.
“Jembatan ini sangat penting artinya dalam membuka keterisolasian daerah terutama Pulau Merbau yang selama ini merupakan konsentrasi penduduk miskinnya paling banyak di Meranti,” ungkap dia.
Sementara itu Plt Gubernur Riau Mambang Mit menyatakan dukungan penuh atas pembangunan jembatan Selat Rengit (JSR) yang memang dibutuhkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dia menegaskan jembatan itu akan sangat membantu Pemprov Riau dalam mengurangi kemiskinan di pedesaaan terutama di Kabupaten Kepulauan Meranti.
“Segala sesuatu apabila dikerjakan bersama-sama akan jadi mudah, termasuk pembangunan jembatan Selat Rengit ini. Kita harus yakin bisa menuntaskan proyek ini,” tegas Mambang.
Mambang juga menjelaskan kehadiran dirinya dan kepala daerah lainnya di menyaksikan langsung pemancangan tiang perdana proyek tersebut selain untuk memberikan dukungan moral juga menghadiri Forum Regional Kawasan Riau Pesisir yang dianggotai Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Dia berharap kabupaten lain di pesisir Riau seperti Kabupaten Rokan Hilir juga diajak dalam forum tersebut.
“Forum seperti ini sangat besar manfaatnya dalam membangun sinergi baik visi dan desain pembangunan yang tepat dan saling melengkapi bagi wilayah pesisir Riau,” jelas Mambang.
Acara pemancangan proyek ini juga mendapat antusias warga Desa Semukut Kecamatan Pulau Merbau dan warga Desa Mekong Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Warga menyambut kedatangan rombongan Bupati dan Plt Gubernur dengan kompang dan persembahan music tradisional.(humas)