Kunjungan Ditjen Perkebunan dan Rombongan
SELATPANJANG (HK)- Sebanyak 29 orang perwakilan Ditjen Perkebunan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dinas Perkebunan Provinsi Papua dan Papua Barat, sejak Minggu (3/3) bertandang ke Selatpanjang untuk belajar pengolahan dan pengembangan varietas unggul persaguan di Kepulauan Meranti. Usai melakukan ramah tamah dengan Pemmkab Meranti dan meninjau lokasi pembibitan sagu di Lalang Tanjung, rombongan Dinas Perkebunan Provinsi Papua Barat dan Papua itu langsung turun meninjau industri pengolahan sagu PT National Sago Prima di Kepau Baru Kecamatan Tebing Tinggi Timur.
"Kami ingin melihat langsung industri pengolahan sagu Meranti, baik yang dikelola masyarakat maupun PT NSP. Meskipun Papua memilik potensi perkebunan sagu terluas di Indonesia, dari sisi pengolahan Meranti jauh lebih maju. Dan tak salah kalau pemerintah menjadikan Meranti sebagai cluster sagu Nasional," puji Ditjen Perkebunan Propinsi Papua, Murti Hastuti menyimpulkan hasil kunjungannya ke PT NSP sebelum berangkat ke Jakarta menuju Propinsi Papua, Selasa (5/3).
Menurut Murti, Meranti memang merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia. Namun dari sisi pengalaman pengembangan perkebunan sagu, maupun tekhnologi pengolahan industri sagu, Meranti merupakan pioner. "Industri pengolahan sagu di Meranti sudah berkembang lama dan sudah mampu mengekspornya ke luar negeri. Apalagi dengan hadirnya PT NSP, potensi industri pengolahan sagu semakin maju," ujar Murti.
Dari apa yang dilihat di PT NSP, kata Murti, industri pengolahan sagu di Meranti memang sudah sangat maju. Dan ia sangat tertarik dengan proses pengembangan industri pengolahan sagu yang dilakukan PT NSP di Kepau Baru tersebut. "Kami ingin suatu saat Propinsi Paua mau pun Papu Barat akan tumbuh industri pengolahan sagu seperti Meranti, dan ada investor yang mau menanamkan modalnya di persaguan seperti PT NSP," ujar Murti.
Perlu Belajar dari Meranti
Ketua Tim Peniliti Persaguan IPB Prof Bintoro, menambahkan, pemerintah pusat berencana akan mengembangkan produksi sagu di wilayah Papua. Dengan potensi perkebunan sagu yang luas di Papua, pemerintah menilai pengembangan industri sagu di kawasan Timur Indonesia ini bisa bekembang pesat. Namun sayang, industri pengolahan sagu di Papua belum berkembang. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah mengimbau Pemda Propinsi Papua dan Propinsi Papu Barat untuk memulainya dengan belajar di Kepulauan Meranti.
"Meranti telah memiliki teknologi maju dalam pengolahan sagu, ditambah dengan kahadiran perusahaan PT National Sagu Prima (PT NSP). Sehingga industri pengolahan sagu di Meranti semakin berkembang pesat. Kita akui, sagu Meranti atau Selatpanjang telah mendunia dan mampu menembus ekspor ke luar negeri," kata Bintoro.
Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan Nasir MSi, saat acara ramah tamah dengan para tamu dari Ditjen Perkebunan, Institut Pertanian Bogor (IPB), Dinas Perkebunan Provinsi Papua dan Papua Barat, menyatakan rasa bangga dan keterbukaan Pemkab Meranti terhadap pihak luar yang ingin datang ke daerah ini. Menurutnya, masyarakat Meranti juga telah mengenal dan menjadikan sagu sebagai makanan pokok sejak turun temurun.
"Kami menerima tamu dari mana pun juga untuk belajar tentang ilmu persaguan di sini," tutur Irwan. Kata Irwan, dengan potensi sagu yang cukup besar di Papua dan Papua Barat, tentunya hal ini bisa menjadi kekuatan bagi daerah paling timur Indonesia itu untuk bangkit membangun daerah.
"Kami melihat Papua sebagai 'raksasa' yang sedang tidur. Tinggal perlu usaha untuk membangunkan 'raksasa' ini. Dan Papua juga bisa mengembangkan sagu tersebut," tandas Irwan.(rus)